Di Laos terdapat sebuah desa kecil yang ramai dikunjungi wisatawan, yaitu desa Vang Vieng. Desa ini dikenal sebagai surganya para backpacker.
Desa Vang Vieng di Laos awalnya merupakan sebuah desa wisata yang memiliki pemandangan indah dan suasana tenang. Desa ini terletak di Provinsi Vientiane, sekira empat jam perjalanan dari Ibu Kota Laos, Vientiane. Sejak dulu, desa ini memang telah menjadi pusat para backpacker dari Eropa dan Australia.
Dulu, setiap pekan pasti ada saja pembangunan guest house baru di Vang Vieng. Sehingga desa ini dipenuhi bar, kafe, serta penginapan yang setiap harinya memasang musik-musik keras. Daya tarik Vang Vieng kini adalah bir dan narkotika, yang bisa didapatkan dengan harga sangat murah di hampir semua bar dan kafe yang ada di desa ini.
Atraksi utama di desa ini adalah berenang di Sungai Nam Song menggunakan ban renang besar (tubing), dan menurut tempat penyewaan ban tersebut, setiap harinya ada lebih dari 500 ban yang disewakan. setiap harinya jalanan di desa ini dipenuhi para wisatawan yang mabuk-mabukan dan berpakaian tidak pantas serta berpesta semalaman suntuk.
Backpacker ini menghabiskan setidaknya dua pekan hingga sebulan di Desa Vang Vieng. Mereka bahkan bekerja di bar dan kafe untuk mendapatkan penginapan serta minuman gratis sepuasnya. Sayangnya, sejak aktivitas tubing dilarang pemerintah karena berbahaya, Vang Vieng menjadi semakin sepi dari backpacker asing.
Cappadocia, sebuah kota yang terletak di Turki Tengah, terkenal dengan susunan formasi bebatuannya yang unik. Karena keunikannya, daerah ini juga disebut sebagai "rumah para peri" oleh wisatawan.
Formasi bebatuan unik ini terbentuk dari aktifitas vulkanis yang terjadi jutaan tahun lalu, yang menghasilkan lava panas yang membuka dan membentuk bebatuan dengan bantuan air dan angin alami.
Pada zaman purba, bebatuan ini dilubangi menjadi gua oleh manusia purba untuk melindungi mereka dari cuaca dan binatang buas. Akibatnya, arsitektur bebatuan ini saat ini terlihat seperti sebuah kota yang dipahat di bebatuan.
"Kota" di bebatuan ini menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan. Umumnya Capadocia ramai dikunjungi ketika musim panas, terutama pada September saat panen anggur dan juga diadakannya Festival Rakyat Cappadocia, dan juga Oktober yang diramaikan dengan adanya Festival Balon Udara.
Festival Balon Udara merupakan pemandangan paling menakjubkan di Cappadocia. Wisatawan pun dapat ikut menaiki balon udara ini, sembari menikmati pemandangan indah bebatuan Cappadocia di atas ketinggian 1.500 kaki. Wisata Balon Udara sendiri sebenarnya tersedia sepanjang tahun, hanya disesuaikan dengan udara dan tentunya lebih baik apabila dapat dinikmati dengan musim yang cocok. Memandang keseluruhan lanskap indah dan unik Cappadocia memang paling tepat bila dilakukan dari atas angin dengan balon udara ini.
Untuk mencapai Cappadocia juga relatif mudah. Kota ini dapat ditempuh selama semalam dengan perjalanan bis dari kota Istanbul atau Ankara. Bis ini juga dapat mengantar wisatawan berkekliling ke kota-kota kecil indah yang tak kalah menarik dari Cappadocia seperti Uçhisar, Göreme, Avanos atau Ürgüp.
Untuk ikut naik dalam balon udara juga mudah, karena banyak sekali agen wisata yang menawarkan paket perjalanan lengkap dengan wisata balon udara mengelilingi Cappadocia.
Desa Wisata Hallstatt, desa Warisan Budaya UNESCO Austria, yang indah dibuat tiruannya di Provinsi Guangdong, China. Desa tiruan ini dijadikan tempat wisata, dengan bangunan-bangunan bergaya Eropa yang menghiasinya.
Desa "bajakan" ini benar-benar mirip dengan desa aslinya di Austria, yang terkenal dengan danau dan pertanian garamnya. Semua detil ditiru habis-habisan oleh China, mulai dari menara gereja hingga rumah-rumah kayu gaya Eropa yang selain menjadi tempat wisata, juga akan dijual pada investor.
Desa tiruan ini diharapkan dapat menjadi atraksi penarik turis terbaru di China. Terlihat banyak wisatawan lokal mengambil gambar di setiap sudut desa replika ini.
Desa tiruan ini sangat luas, mencapai satu hektare, yang belum sepenuhnya dibangun. Rencananya, akan ada lagi perluasan rumah-rumah dan bangunan lain, menjadikannya lebih luas dari yang ada saat ini.
Roswell menjadi terkenal karena insiden UFO Roswell tahun 1947, walaupun tempat jatuhnya terletak 75 mil dari Roswell, dan lebih dekat ke Corona. Namun penyelidikannya dilakukan oleh Roswell Army Air Field.
Sejak itu, segala hal yang berkaitan dengan UFO dan alien selalu dikaitkan dengan Roswell. Turis-turis penggemar Alien pun percaya, Roswell adalah tempat terbaik untuk melihat penampakan UFO.
Bahkan, pada 4 Juli setiap tahunnya, Roswell mengadakan Festival UFO selama empat hari.
Di festival ini, warga kota akan berdandan seperti alien dan kostum-kostum bertema luar angkasa. Balon-balon dengan bentuk UFO berterbangan dimana-mana, ada pula fashion show bertema intergalaksi.
Kota di Spanyol ini unik sekali. Pasalnya, penduduk kota ini tinggal di bawah bebatuan besar.
Setenil de las Bodegas adalah sebuah kota di Cadiz, Spanyol. Kota ini terkenal karena dibangun di batu yang dulunya adalah gua yang berdiri diatas Rio Trejo.
Kota ini dihuni oleh 3.016 penduduk, dan melewati sebuah ngarai sungai yang sempit. Dipercaya kota-gua ini sudah dihuni selama 25 ribu tahun.
Kota kecil ini seperti mempunyai kepribadian ganda. Ada penduduk kota ini yang tinggal di dalam formasi bebatuan membentuk gua, ada pula yang sudah pindah di kota biasa. Kota ini sendiri dulunya dibuat dengan cara memperbesar ruang gua dan menambah dinding buatan.
Keindahan kota ini terletak di kafe-kafe tradisionalnya. Kafe ini menjual tidak hanya kopi, tapi juga hasil pertanian setempat seperti almond dan zaitun serta wine.
Keunikan kota ini yang terlihat seperti ditimpa batu menjadikannya salah satu atraksi wisata paling populer di Spanyol.
Dengan 58 huruf, desa ini memiliki nama Llanfairpwllgwyngyllgogerychwyrndrobwllllantysiliogogogoch, menjadikannya desa dengan nama terpanjang di Inggris dan juga di dunia. Desa ini terletak di Pulau Anglesey, Wales Utara, dan dulunya memiliki nama yang lebih pendek, yaitu Llanfair Pwllgwyngyll.
Namun pada 1860an, untuk menarik turis, desa ini mengubahnya menjadi sepanjang itu. Strategi ini berhasil karena wisatawan memang kerap datang untuk berfoto di stasiun kereta desa ini, yang memajang nama panjangnya.
Papan nama kota yang bernama unik ini bukanlah satu-satunya penarik wisatawan. Kota ini juga memiliki stasiun bergaya Victorian, toko yang memamerkan lokomotif kereta uap kuno, dan pertokoan souvenir serta kerajinan tangan khas Wales. Ada pula gereja peninggalan abad ke-15, Gereja St. Tysilio yang berada di pinggir tebing pulau ini, menghadap ke laut.